Miris! Dibalik Gemerlapnya Pariwisata, Siswa Bertahan di Bangunan Sekolah yang Rusak

  • Bagikan
Kondisi SDN 16 Air Buluh, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau

KUANTAN MUDIK, KUANSING – (GemaNegeri.com) – Pesona Keindahan alam yang menyelimuti Kabupaten Kuantan Singingi, Riau dan Pesona Budaya yang tersohor hingga ke mancanegara rupanya menyimpan dan menyisakan kisah pilu di balik gemerlapnya pariwisata.

Dimana, di tengah hamparan penghijauan dan air terjun nan indah serta pacu jalurnya yang memukau, ada ironi menyedihkan yang menimpa dunia pendidikan di negeri ini.

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 16, yang terletak di Desa Air Buluh, Kecamatan Kuantan Mudik mengalami kerusakan parah, mengancam proses belajar-mengajar bagi siswa dan guru yang masih bertahan dalam kondisi memprihatinkan.

Atap sekolah yang lapuk dan sebagian besar ambruk membuat siswa harus belajar nyaris di bawah langit terbuka. Jika hujan turun, mereka harus berlarian mencari tempat berlindung demi melanjutkan pelajaran. Kondisi ini membuat pendidikan di SDN 16 Air Buluh jauh dari kata layak.

Seperti video yang sedang viral di sebuah akun media sosial, bahwa bangunan SDN 16 Air Buluh sangat memprihatinkan. Hal ini membuat para netizen memberikan komentar bersimpati dan berempati.

Bahkan terdengar suara dalam video berdurasi 2 menit lebih tersebut mengatakan bahwa “sangat disayangkan pemerintah menghabiskan anggaran untuk biaya hura-hura.”

Seperti yang terlihat juga di Video dimaksud, bahwa kondisi sekolah tersebut sangat tidak memungkinkan untuk kegiatan belajar. Atap sudah ambruk, kaca jendela sudah banyak yang pecah, dan bahkan kayu penyanggah atap juga seperti sudah mulai lapuk.

Kepala SDN 16 Air Buluh, Warni menjelaskan, sekolah yang dipimpinnya itu sudah masuk skala prioritas, pihak dinas juga sudah meninjau sekolah dimaksud bersama kontraktor pada Februari dan direncanakan rehab pada Juli mendatang.

“Iya. Tapi sudah diprioritaskan. Rencana sekitar bulan 7 (Juli) ini akan di rehab. Sudah di tengok bulan 2 (Februari) kemaren oleh pihak dinas dan kontraktor,” begitu dikatakan Kepala SDN 16 Air Buluh, Warni.

Dimana, bangunan sekolah yang telah berusia puluhan tahun ini tidak akan lagi mampu bertahan dari cuaca ekstrem. Kayu yang lapuk dan atap seng yang berkarat semakin memperburuk kondisi gedung.

“Kami sering khawatir jika sewaktu-waktu bangunan ini roboh dan membahayakan keselamatan anak-anak,” ujar salah seorang wali siswa.

Saat ini, SDN 16 Air Buluh masih tetap beroperasi. Namun, dengan kondisi sekolah yang nyaris tidak layak pakai, kegiatan belajar mengajar kerap kali terganggu. Guru-guru yang mengabdikan diri di sekolah ini juga mengungkapkan kesedihannya melihat anak-anak berjuang untuk mendapatkan hak pendidikan mereka.

Wali siswa lainnya juga mengungkapkan keprihatinannya. Menurutnya, anak-anak di SDN 16 Air Buluh telah terbiasa dengan kondisi ini, seolah-olah menerima bahwa sekolah yang rusak adalah hal yang wajar.

“Mereka berhak mendapatkan sekolah yang aman dan nyaman, bukan bertahan di bangunan yang tak layak dan hampir roboh,” katanya.

Para guru dan warga setempat telah berulang kali menyuarakan harapan agar pemerintah segera turun tangan memperbaiki gedung sekolah. Namun hingga kini, belum ada tindakan nyata dari pihak terkait.

“Kami ingin anak-anak bisa belajar dengan tenang dan nyaman, bukan dalam keadaan was-was setiap harinya,” tambahnya.

Hingga berita ini diterbitkan, GemaNegeri.com masih berupaya menghubungi Dinas terkait untuk mendapatkan tanggapan resmi.

Sayangnya, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kuantan Singingi H. Herizon, S.Pd.SD saat dikonfirmasi melalui whatsapp pribadinya belum memberikan jawaban.

Kisah pilu dunia pendidikan di Kuantan Singingi ini menjadi tamparan bagi kita semua. Di balik pesona alam dan Pesona Budaya yang mendunia, ada anak-anak yang harus berjuang mendapatkan pendidikan dalam kondisi yang jauh dari kata layak.

Akankah ini terus dibiarkan? Saatnya pemerintah dan pemangku kebijakan mengambil langkah konkret untuk menyelamatkan masa depan generasi penerus di Kota Jalur, Kuantan Singingi.*(ald)

Penulis: Aldian SyahmubaraEditor: Aldhy Ghani
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *