Titik Nol Pembangunan Jalan Desa Tanjung Aur Resmi Dimulai, Fokus Pada Infrastruktur dan Ketahanan Pangan

  • Bagikan

KAUR (GemaNegeri.com) – Pemerintah Desa Tanjung Aur, Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur, resmi melaksanakan kegiatan titik nol pembangunan jalan lingkungan desa pada Rabu, 25 Juni 2025. Pembangunan ini menggunakan Dana Desa Tahun Anggaran 2025 yang bersumber dari APBN.

Ruas jalan yang dibuka memiliki panjang 7.000 meter dan lebar 3.000 meter. Titik nol dilaksanakan oleh Kepala Desa Tanjung Aur, Supriyadi, bersama jajaran Pemdes, BPD, dan TPK Desa. Hadir pula Camat Maje, pendamping lokal dan teknis Kecamatan Maje, Babinsa dari Kodim 0408/Bengkulu Selatan-Kaur, serta Bhabinkamtibmas dari Polsek Maje.

Pembangunan ini merupakan bagian dari program prioritas desa, tidak hanya fokus pada infrastruktur, tetapi juga mencakup:

Penanganan kemiskinan ekstrem melalui program Bantuan Langsung Tunai Desa,

Penguatan desa yang adaptif terhadap perubahan iklim,

Penyediaan layanan dasar kesehatan desa, termasuk penanganan stunting,

Dukungan terhadap ketahanan pangan,

Pengembangan potensi dan keunggulan lokal,

Pemanfaatan teknologi informasi untuk percepatan desa digital,

Pembangunan berbasis padat karya tunai dan penggunaan bahan baku lokal.

Kepala Desa Tanjung Aur, Supriyadi, dalam keterangannya menyampaikan, “Secara geografis, desa kami masih jauh dari kategori maju. Jalan desa masih berupa tanah merah dan fasilitas pun sangat terbatas. Alhamdulillah, tahun ini Dana Desa dapat kami manfaatkan untuk membuka badan jalan. Ini adalah langkah awal meningkatkan infrastruktur dan mendukung kegiatan ekonomi warga.”

Supriyadi juga berharap, ke depan pemerintah kabupaten maupun provinsi turut membantu dalam penganggaran peningkatan jalan. Ia menambahkan bahwa akses jalan yang buruk selama ini menjadi kendala utama masyarakat dalam beraktivitas, terutama saat musim penghujan yang menyulitkan akses ke layanan kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan pokok.

Desa Tanjung Aur sendiri merupakan wilayah perkebunan yang terletak di daerah pegunungan dengan akses jalan sejauh 20 km dari pusat pemerintahan. Sebagian besar warganya berprofesi sebagai petani dengan hasil bumi unggulan seperti kopi, karet, cengkeh, pinang, dan cabai.*(Kif)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *