“Sudahkah Kita Merdeka?”

  • Bagikan

Apakah kita sudah merdeka?

GemaNegeri.comDi sebuah sudut pedesaan yang tak ramai diliput media, sekelompok relawan tampak menyerahkan sembako kepada seorang ibu yang tinggal di rumah kayu sederhana. Ada beras, telur, minyak goreng, dan beberapa kebutuhan pokok lainnya. Di wajah ibu itu tersirat rasa syukur, tapi juga tersimpan cerita panjang tentang hidup yang jauh dari kata cukup.

Lalu pertanyaan itu muncul, sudahkah kita benar-benar merdeka?

Indonesia telah merdeka secara konstitusional sejak 1945. Namun jika kita jujur, banyak anak bangsa yang belum merasakan makna kemerdekaan sejati. Di tengah gempita perayaan hari kemerdekaan setiap Agustus, masih ada ribuan, bahkan jutaan, warga yang berjuang dari hari ke hari demi menyambung hidup.

Mereka yang tak punya akses pendidikan layak, tak mampu bayar berobat, tak punya rumah layak, atau bahkan tak tahu apakah besok bisa makan.

Kemerdekaan, menurut Bung Karno, adalah jembatan emas menuju kehidupan yang lebih baik. Tapi setelah 80 tahun lebih merdeka, apakah jembatan itu sudah dilintasi oleh semua rakyat Indonesia? Ataukah hanya segelintir yang mampu menyeberang, sementara sisanya menunggu bantuan di ujung gelap?

Kita patut berterima kasih pada para relawan, komunitas, dan individu yang mau turun tangan. Mereka bukan pejabat, bukan konglomerat, tapi memiliki nurani. Kegiatan kecil seperti pemberian sembako bukan sekadar amal, tapi kritik sosial yang diam. Bahwa negara dan pemerintah belum hadir secara merata.

Ironisnya, anggaran triliunan rupiah digelontorkan tiap tahun, tapi kemiskinan struktural tetap bertahan. Birokrasi panjang membuat program sosial tak sampai pada yang benar-benar membutuhkan. Dan di tengah semua itu, kita dipaksa bangga hanya karena bendera berkibar dan parade digelar.

Kemerdekaan sejati adalah ketika rakyat tidak takut lapar, tidak gentar memperjuangkan keadilan, dan tidak tunduk karena miskin.

Mari kita ubah cara pandang. Perayaan kemerdekaan bukan hanya soal upacara dan lomba-lomba. Tapi tentang refleksi, apa arti merdeka bagi rakyat di gubuk reyot itu?

Kalau mereka masih harus menunggu bantuan untuk makan, maka jawabannya jelas,
Kita belum sepenuhnya merdeka.*

 

Oleh: Aldian Syahmubara

Jurnalis KilasRiau.com

www.kilasriau.com/news/detail/25083/sudahkah-kita-merdeka

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *